Kamis, 11 November 2010





Tatacara Sholat

Solat Wajib dan Praktiknya
* Syarat-syarat Sah Solat
* Praktik Solat
o Berdiri Tegak Lurus

o Takbiratul Ihram
o Do’a Iftitah
o Ta’awwudz
o Al Fatihah
o Ruku
o I’tidal
o Sujud Pertama
o Duduk di Antara dua sujud
o Sujud Kedua
o Berdiri Pada Rakaat Kedua
o Ruku di Rakaat Kedua
o Bangun dari Ruku
o Sujud Petama pada rakaat kedua
o Duduk diantara dua sujud di rakaat kedua
o Sujud Kedua pada rakaat kedua
o Duduk tahiyyat
o Memberi Salam
Syarat-syarat Sah Solat
Apabila kita sudah mempunyai air wudhu bererti kita sudah siap untuk mengerjakan solat. Kita boleh solat dimana saja asalkan di tempat suci. Suci disini maksudnya adalah tidak bernajis. Boleh menggunakan alas seperti sajadah atau apa saja yang bersih, sekalipun tidak memakai alas sama sekali, seperti di atas bumi. Meskipun demikian, yang penting dipersiapkan sebagai persyaratan shalat ialah:
1. Menutup aurat bagi lelaki iaitu antara pusat dengan lutut. Aurat wanita, seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan. Menutup aurat boleh dengan apa saja asal suci, tidak tembus pandang seperti plastik bening atau benda semacam lainnya.
2. Menghadap ke arah kiblat, yaitu Ka’bah di Makkah. Bila tidak memungkinkan, misalnya di atas kereta api, kapalterbang atau tak diketahui sama sekali, maka hadapkanlah wajah kita ke mana saja yang kita merasa condong bahawa itu adalah kiblat.
3. Harus mengetahui dengan yakin sudah berada dalam waktu solat yang hendak dikerjakan.
4. Yakin bahawa badan, pakaian, dan tempat solat suci dari najis.
5. Suci dari hadas besar dan hadas kecil.
Praktik Solat
Sesudah mempunyai air wudhu’ dan siap untuk solat, maka kita segera dapat memulainya dengan urutan sebagai berikut.
Berdiri Tegak Lurus
Berdiri tegak lurus dengan menghadap ke arah kiblat, disertai dengan niat: “Aku solat…(zuhur, misalnya), wajib kerana Allah”. “Usalli fardhu…(Zhuhrii), lillahii ta’ala”


Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sampai menyentuh telinga diiringi dengan membaca:
Allahhu Akbar (Allah Maha Besar) (1x)
Ucapan “Allahhu Akbar” disebut Takbiratul Ihram (hukumnya wajib) kemudian pada saat peralihan gerak atau sikap, sangat dianjurkan mengucapkan takbir “Allahhu Akbar”. Yang perlu diperhatikan, apabila takbir dilakukan dalam keadaan berdiri, maka sebaiknya pengucapan takbir ini disertai dengan mengangkat kedua tangan seperti pada sikap takbiratul ihram. Dan apabila perpindahan gerak atau sikap terjadi dalam keadaan duduk, maka ucapan takbir tidak perlu disertai dengan mengangkat kedua tangan. Semua ucapan takbir dalam shalat hukumnya sunnat, kecuali takbir yang pertama yaitu takbiratul ihram.
Doa Iftitah
Selesai membaca takbiratul ihram, tangan langsung disedekapkan ke dada. Yang kanan menghimpit tangan kiri, pergelangan sejajar dengan pergelangan. Kemudian membaca doa iftitah (doa permulaan dan atau doa pembuka) yaitu:
Innii wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa ana minal musyrikiin. Inna salaati wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bizdaalika umirtu wa ana minal muslimin.
Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menjadikan langit dan bumi, dengan keadaan suci lagi berserah diri; dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam. Tidak ada sekutu baginya, demikian akau diperintahkan, dan aku adalah termasuk kedalam golongan orang-orang yang berserah diri.
Membaca do’a iftitah hukumnya sunnat. (Selain doa tersebut di atas, masih ada doa’a-do’a iftitah yang lain yang biasa juga dibaca oleh Rasulullah s.a.w.).
Ta’awwudz
Selesai membaca do’a iftitah, lalu membaca “ta’awwudz”. Bacaan t’awwudz hukumnya sunnat. Lafazhnya yaitu:
A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim
Aku berlinding kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk.
Al Fatihah
Seudah ta’awwudz, lalu membaca surah Al Fatihah. membaca surah Al Fatihah pada setiap rakaat solat (wajib/sunnah) hukumnya wajib.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil’aalamin Arahmaanirrahiim Maaliki yawmiddiin Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin Ihdinash shiraathal mustaqiim Shirathal ladziina an’amta alaihim gahiril maghdhuubi’alaihin waladh dhaalliin Aaamiin
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang memelihara sekalian Alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang merajai hari pembalasan Hanya kepada-Mu kami meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus Jalan mereka yang Engkau beri ni’mat, bukan jalan mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Kabulkanlah permohonan kami,ya Allah!
Sesudah membaca Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua pada solat wajib, kita disunnatkan membaca surah-surah atau ayat yang lain. Pada rakaat selanjutnya yaitu ketiga dan/atau keempat, kita hanya diwajibkan membaca Al Fatihah saja, sedangkan pembacaan surah atau ayat lainnya tidak diwajibkan. Surah-surah atau ayat-ayat Al Quran yang diinginkan dapat saja kita pilih diantara sekian banyak surah dari Al Quran. Sebaiknya usahakanlah tetap membaca surah atau beberapa ayat Al Quran sesudah al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua (pada solat wajib) misalnya:
Wal ashri innal insaana lafii khusrin illaladziina ‘aamanu wa’amilus shaalihaati watawaashaw bil haqqi watawaashaw bis shabri (QS)
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang berwasiat pada jalan kebenaran dan mereka yang berwasiat pada ketabahan.”
Ruku
Di dalam ruku membaca :
1. Subhaana rabbiyal azhim (3x) (“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”)
atau
2. Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfirlii (“Maha suci Engkau ya Allah, ya Tuhan Kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku”)
*Boleh dipilih salah satu di antara kedua do’a tersebut.
I’tidal
I’tidal atau bangun dari ruku seraya mengangkat kedua tangan membaca:
Sami’allaahu liman hamidah. Rabaanaa walakal hamdu. (Maha mendengar Allah akan pujian orang yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, untuk-Mu lah segala puji.”)
Bagi orang yang telah lancar bacaannya, maka pujian bangun dari ruku dapat diperpanjang dengan:
“Mil-ussamaawaati wa mil ul ardhi wa mil-umaa syi’ta min sya-in ba’du” (Untuk-Mu lah segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki.)
Sujud Pertama
Bacaan dalam sujud:
Subhaana rabbiyal a’la (3x) (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi_
Atau boleh juga membaca pujian seperti pujian No. 2 dalam ruku yaitu:
Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii (Mahasuci Engkau ya Allah, ya Tuhan kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku)
Duduk Diantara Dua Sujud
Ketika duduk diantara dua sujud membaca:
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii (Ya Allah, ampunilah hamba, kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah hamba, dan berilah hamba rizki.)
Atau boleh juga membaca:
Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’afinii, wa’fu’annii. (Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, ber rizqilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah segala kesalahanku.)
[ kembali ke atas ]
Sujud Kedua
Bacaan dalam sujud kedua, sama dengan bacaan dalam sujud pertama yaitu:
Subhaana rabbiyal a’la (3x)(Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi)
Bacaan-bacaan dalam ruku, i’tidal, sujud, dan ketika duduk diantara dua sujud dalam solat, semuanya sunat (tidak wajib) yang amat dianjurkan.
Berdiri Pada Rakaat Kedua
Sikap berdiri pada rakaat kedua sama dengan sikap berdiri pada rakaat pertama, yaitu dengan bersedekap tangan ke dada, yang kanan di atas yang kiri.
Mulai dengan membaca ta’awwudz:
A’uudzu billaahi minasy syaithaanirrajiim (Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan syaithan yang terkutuk.)
Kemudian diteruskan dengan membaca surah Al-Fatihah.
Sesudah membaca Al-Fatihah, kembali pada rakaat kedua ini dianjurkan untuk membaca pula satu surah atau beberapa surah atau ayat-ayat suci Al Quran. Kemudian kembali melakukan ruku.
Ruku di Rakaat Kedua
Sikap dan bacaan ruku di rakaat kedua ini sama dengan sikap dan bacaan pada ruku di rakaat pertama.
Bangun dari Ruku
Sama dengan I’tidal pada rakaat pertama, bangkit serta mengangkat kedua tangan seraya membaca do’a i’tidal.
Sujud Pertama pada Rakaat Kedua
Bacaan di dalam sujud ini sama dengan bacaan pada sujud di rakaat pertama.
Duduk Diantara Dua Sujud
Bacaan doa ketika duduk diantara dua sujud pada rakaat kedua sama dengan bacaan pada rakaat pertama.
Sujud Kedua Pada Rakaat Kedua
Sikap dan bacaan pada sujud kedua pada rakaat kedua sama juga dengan sikap dan bacaan pada sujud-sujud sebelumnya.
Duduk Tahiyyat
Sikap duduk pada tahiyyat pertama (Tawarruk, keadaannya sama ketika duduk antara dua sujud menduduki kaki kiri, sedang kaki kanan tegak dengan jarijari kaki menghadap kiblat). Lain dengan sikap duduk pada tahiyyat kedua atau tahiyyat akhir (ifti-rasy, kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat).
Bacaan ketika tahiyyat ialah:
At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu waththayibaatu
Semoga kehormatan untuk Allah, begitu pula segala do’a dan semua yang baik-baik.
Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untukmu wahai para Nabi, dan rahmat Allah serta barakah-Nya.
Assalaamu’alainaa wa’ala ibaadillahis shaalihiin
Salam sejahtera untuk kami dan untuk para hamba Allah yang saleh
Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya
Contoh di atas adalah praktek solat subuh 2 rakaat. Bila Anda solat Maghrib 3 rakaat, maka bacaan tahiyyat pertama rakaat kedua cukup samapai pada “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad” dan akhir rakaat ketiga bacaan tahiyyat dibaca dengan sempurna samapi “hamiidun majiid”. Setelah itu memberi salam.
Bila anda solat 4 rakaat, yaitu Zohur, Ashar, atau Isya, maka akhir rakaat kedua persis sama dengan akhir rakaat kedua solat Maghrib. Pada akhir rakaat ketiga, tak ada tahiyyat, dan pada akhir rakaat keempat barulah anda sempurnakan bacaan tahiyyat hingga “hamiidun majiid”, lalu memberi salam sebagai akhir dari shalat.
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim wa’alaa aali Ibrahim, wa baarik ‘alaa Muhammadin, kama baarakta ‘alaa Ibrahiima wa’alaa aali Ibraahima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.
Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.
Memberi Salam
Menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai tahiyyat, anda memberi salam dengan membaca:
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh (Salam sejahtera untukmu, rahmat Allah dan berkat-Nya.)
Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Perhatian:
Ketika membaca tasyahhud (asyhadu..) dalam tahiyyat, telunjuk kanan digerakkan ke atas bagai meyakinkan bahawa Allah itu hanya Esa.

Selasa, 02 November 2010

MEMELIHARA CINTA

Cinta bukanlah daripada kata-kata tetapi segumpal keinginan yang diberikan kepada hati yang memerlukan.


CINTAILAH seseorang itu atas dasar siapa dirinya sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Malah, kisah lampau yang berlaku tidak perlu diungkit lagi sekiranya hati benar-benar menyintai dirinya.
Sememangnya hidup bercinta dan untuk dicintai amat mudah, tetapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai sukar diperoleh. Ikuti tip bagi memelihara cinta sejati.


1. Pilih pasangan yang sesuai Janganlah sesekali jatuh cinta dengan seseorang yang sangat berpotensi. Wang dan rupa bukannya penyuntik cinta sejati. Terlalu banyak pasangan memilih teman hidup yang sebegini dengan harapan mereka berpeluang menikmati segalanya. Secara jujur, tanyalah pada diri sendiri: “Dapatkah aku mencintai dia dengan cara yang sebenarnya tanpa harapan untuk berubah?” Jika tidak, buatlah keputusan untuk cari yang lain.

2. Jangan terburu-buru
Jangan menurut kehendak nafsu seks. Pasangan yang melakukan hubungan seksual akan mencipta suatu keintiman yang salah dan boleh menuju ke arah kekecewaan.

3. Percaya akan kelemahannya Jangan mengabaikan keputusan untuk memiliki sesuatu hubungan atau perkara yang diingininya. Misalnya, jika pasangan membuat suatu penyataan seperti, ’saya tidak melaksanakan komitmen dengan baik,” percayalah dia. Anda seharusnya tanya pada diri sendiri; ‘adakah dia sudah bersdia menghabiskan waktu untuk aku atau semata-mata untuk hobinya kemudian baru mengingati aku.’

4. Tutup mulut Jangan cuba menceritakan tentang keburukan atau kelemahan pasangan kepada rakan. Bertanggung jawab dalam mengungkap perasaan anda terhadapnya dan saling merahsiakan antara satu sama lain. Cara sebegini dapat mengelakkan daripada berlakunya sesuatu konflik dan hubungan emosional anda berdua.

5. Terima seadanya Terima pasangan dengan niat hati yang ikhlas. BUkan hanya sewaktu bercinta, pada awal perkahwinan dan sewaktu berbulan madu, tetapi amalkan date night sekali seminggu.

6. Jadi pemerhati Bersikap pemerhati terhadap pasangan. Cuba memerhati dan memahami tingkah laku dan pemikirannya. Paling penting, sentiasa mengambil berat setiap apa yang berlaku. Ini mengelakkan daripada pasangan berani menipu dan cuba melakukan sesuatu di luar jangkaan.

7. Buktikan siapa diri anda Fokus pada setiap perkara yang anda gemari dan tidak daripada pasangan, serta cuba berbincang cara bagaimana menyelesaikan masalah tersebut berdua.

8. Mr . Right kembali Sedang asyik bercinta, orang yang pernah berpaut di hati anda suatu masa dahulu, tiba-tiba muncul di hadapan. Bagi anda yang menghadapi masalah sebegini, adalah suatu perkara sukar untuk diselesaikan, bukan? Perasaan buntu dan bercelaru tentunya datang dan memaksa diri membuat keputusan. Buat keputusan agar tidak menyintainya lagi. Lupakan segala sejarah silam dengan memulakan kehidupan dan cinta baru.

9. Bukan perigi cari timba Anda tidak pernah merakan bahawa cinta sejati seperti objek yang keras atau seolah-olah berke! lakuan syok sendiri. Malah, anda haruslah sama-sama berinteraksi dan berbincang terhadap apa yang berlaku dalam perhubungan.

10. Hargailah diri sendiri dan pasangan Hubungan yang sihat akan meningkatkan penghargaan diri dan pasangan. Untuk memperoleh hubungan yang lebih harmoni, setiap pasangan perlu menghargai diri sendiri dengan cuba mengungkapkan kata-kata romantis atau lakukan sesuatu kejutan terhadap dirinya

Selasa, 28 September 2010

Selasa, 28 Sept 2010

Tadi pagi aku bersama Rara ke luar rumah pk.06.35 , berangkat kesekolah dan ke kantor

sudah beberapa minggu ini kami memang membiasakan diri berangkat dari rumah berbarengan naik oplet bersama. Aku ke kantor dan Rara ke sekolah yang kebetulan kami satu lokasi di komplek pusri ,ternyata memang cukup asyik juga , paling tidak bisa membuat komunikasi dan interaksi dengan anak bertambah dekat semakin dekat, dan yang pasti setiap hari selalu ada saja ceritadiantara kami . tidak jarang bila sore harinya hingga malam kami bertemu lagi dirumah kami bercerita bagaimana yang kami lalui, alami dan kami lihat diwaktu pagi hari.

Singkat cerita, lebih kurang 10 menit kami menunggu , opletnya pun datang dan tidak sampai 10 menit kami sudah tiba tapi untuk sampai ke tujuan kami masing2 ,kami masih harus berjalan kaki lagi selama 5-10 menit .
Baru berapa langkah setelah melewati pos security komplek, kami melihat seorang bapak menurunkan anak berpakaian seragam sekolah dasar (SD) dari motornya, sambil kami berlalu melewati mereka kami melihat anak itu seketika mencium tangan bapaknya dan kemudian anak itu berjalan sendiri, spontan aku berkata “ tega banget itu bapak antar anak kesekolah hanya sampai pos security padahal untuk sampai kesekolah tidak seberapa jauh apalagi bila naik kendaraan, dan lagi aku lihat bapak itu tidak memakai pakaian seragam kerja, yaa...ga habis pikir aja walau anaknya laki2 dan sepertinya baru kelas 1SD lagi , aku ga akan tega melepas nya jalan sendiri sementara dijalanan banyak mobil dan motor melintas sekalipun jaraknya dekat.

Aku penasaran, sambil berjalan kepalaku beberapa kali terus menoleh kebelakang memperhatikan anak tadi , dan aku lihat mata anak itu seperti mencari2 , tapi entah apa itu ..... tibalah kami dipersimpangan dan kami harus menyebrang , saat aku menarik tangan Rara setengah berlari ingin menyeberang seketika itu juga aku teringat anak tadi , dan langsung tubuhku berbalik kebelakang memanggil anak itu mengajak untuk menyebrang bersama, dan ternyata anak itu menyambut gembira dengan sedikit berlari dia menghampiriku , aku jadi terharu senang melihatnya .,dari awal menyebrang tadi tanganku terus mununtun menggandengnya untuk sampai sekolah, dalam hati aku berkata untung tadi belum sempat menyeberang aku ingat dengannya, dan ... mmm bener2 tega banget orangtuanya ,begitu sudah mendekati gerbang sekolah aku pamit dengan Rara dan anak itu untuk kekantor, selepas aku berlalu aku melihat Rara ganti menggandeng anak itu, ntah kenapa aku tersenyum lebar melihat pemandangan itu dalam hati aku berkata “ anakku seperti menggandeng adiknya , andai itu kenyataan pasti anakku senang sekali “ ( sepanjang jalan menuju kantor sesekali aku tersenyum sendiri masih membayangkan Rara dan anak itu ... lucu banget ... ).

Semoga aku menjadi orang tua terbaik bagi anakku Rara ...

Senin, 16 Agustus 2010

Janganlah Ingkar Janji

Janganlah Ingkar Janji
Ditulis oleh Admin di/pada 14/05/2009

Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya. Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal, Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan keras menciderai janji dengan orang-orang kafir.

Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.

Sungguh Al-Qur`an telah memerhatikan permasalahan janji ini dan memberi dorongan serta memerintahkan untuk menepatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلاَ تَنْقُضُوا اْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا …

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….” (An-Nahl: 91)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً

“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`: 34)

Demikianlah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Hal ini mencakup janji seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji hamba dengan hamba, dan janji atas dirinya sendiri seperti nadzar. Masuk pula dalam hal ini apa yang telah dijadikan sebagai persyaratan dalam akad pernikahan, akad jual beli, perdamaian, gencatan senjata, dan semisalnya.

Para Rasul Menepati Janji

Seperti yang telah dijelaskan bahwa menepati janji merupakan akhlak terpuji yang terdepan. Maka tidak heran jika para rasul yang merupakan panutan umat dan penyampai risalah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia, menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia ini. Inilah Ibrahim ‘alaihissalam, bapak para nabi dan imam ahlut tauhid. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyifatinya sebagai orang yang menepati janji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِبْرَاهِيْمَ الَّذِي وَفَّى

“Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.” (An-Najm: 37)

Maksudnya bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah melaksanakan seluruh apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ujikan dan perintahkan kepadanya dari syariat, pokok-pokok agama, serta cabang-cabangnya.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Ismail ‘alaihissalam:

إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ

“Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya” (Maryam: 54)

Yakni tidaklah ia menjanjikan sesuatu kecuali dia tepati. Hal ini mencakup janji yang ia ikrarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun kepada manusia. Oleh karena itu, tatkala ia berjanji atas dirinya untuk sabar disembelih oleh bapaknya –karena perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala– ia pun menepatinya dengan menyerahkan dirinya kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 822 dan 496)

Adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau memperoleh bagian yang besar dalam permasalahan ini. Sebelum diutus oleh Allah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dijuluki sebagai seorang yang jujur lagi terpercaya. Maka tatkala beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi rasul, tidaklah perangai yang mulia ini kecuali semakin sempurna pada dirinya. Sehingga orang-orang kafir pun mengaguminya, terlebih mereka yang mengikuti dan beriman kepadanya.

Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun keenam Hijriah berangkat dari Madinah menuju Makkah untuk melaksanakan umrah beserta para shahabatnya. Waktu itu Makkah masih dikuasai musyrikin Quraisy. Ketika sampai di Al-Hudaibiyah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin dihadang oleh kaum musyrikin. Terjadilah di sana perundingan antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum musyrikin. Disepakatilah butir-butir perjanjian yang di antaranya adalah gencatan senjata selama sepuluh tahun, tidak boleh saling menyerang, bahwa kaum muslimin tidak boleh umrah tahun ini tetapi tahun depan –di mana ini dirasakan sangat berat oleh kaum muslimin karena mereka harus membatalkan umrahnya–, dan kalau ada orang Makkah masuk Islam lantas pergi ke Madinah, maka dari pihak muslimin harus memulangkannya ke Makkah.

Bertepatan dengan akan ditandatanganinya perjanjian tersebut, anak Suhail –juru runding orang Quraisy– masuk Islam dan ingin ikut bersama shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah. Suhail pun mengatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa jika anaknya tidak dipulangkan kembali, dia tidak akan menandatangani kesepakatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya menandatangani perjanjian tersebut dan menepati janjinya. Anak Suhail dikembalikan, dan muslimin harus membatalkan umrahnya. Namun di balik peristiwa itu justru kebaikan bagi kaum muslimin, di mana dakwah tersebar dan ada nafas untuk menyusun kembali kekuatan. Namun belumlah lama perjanjian itu berjalan, orang-orang kafir lah yang justru mengkhianatinya. Akibat pengkhianatan tersebut, mereka harus menghadapi pasukan kaum muslimin pada peristiwa pembukaan kota Makkah (Fathu Makkah) sehingga mereka bertekuk lutut dan menyerah kepada kaum muslimin. Dengan demikian, jatuhlah markas komando musyrikin ke tangan kaum muslimin. Manusia pun masuk Islam dengan berbondong-bondong. Demikianlah di antara buah menepati janji: datangnya pertolongan dan kemenangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Zadul Ma’ad, 3/262)

Para Salaf dalam Menepati Janji

Dahulu ada seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bernama Anas bin An-Nadhr radhiyallahu ‘anhu. Dia amat menyesal karena tidak ikut perang Badr bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berjanji jika Allah Subhanahu wa Ta’ala memperlihatkan kepadanya medan pertempuran bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melihat pengorbanan yang dilakukannya.

Ketika berkobar perang Uhud, dia berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam perang ini kaum muslimin terpukul mundur dan sebagian lari dari medan pertempuran. Di sinilah terbukti janji Anas. Dia terus maju menerobos barisan musuh sehingga terbunuh. Ketika perang telah usai dan kaum muslimin mencari para syuhada Uhud, didapati pada tubuh Anas bin An-Nadhr ada 80 lebih tusukan pedang, tombak, dan panah, sehingga tidak ada yang bisa mengenalinya kecuali saudarinya. Lalu turunlah ayat Al-Qur`an:

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيْلاً

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab: 23) [Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al-Ahzab, 3/484 dan Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 3200]

Diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’i radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu kami –berjumlah– tujuh atau delapan atau sembilan orang di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: “Tidakkah kalian berbai’at kepada Rasulullah?” Maka kami bentangkan tangan kami. Lantas ada yang berkata: “Kami telah berbaiat kepadamu wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu atas apa kami membaiat anda?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُوا الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ وَتَسْمَعُوا وَتُطِيْعُوا – وَأَسَرَّ كَلِمَةً خَفِيَّةً – وَلاَ تَسْأَلُوا النَّاسَ شَيْئًا

“Kalian menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya sedikitpun, kalian menegakkan shalat lima waktu, mendengar dan taat (kepada penguasa) –dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan kalimat yang samar– (lalu berkata), dan kalian tidak meminta sesuatu pun kepada manusia.”

‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh aku melihat cambuk sebagian orang-orang itu jatuh namun mereka tidak meminta kepada seorang pun untuk mengambilkannya.” (Shahih Sunan Ibnu Majah no. 2334)

Seperti itulah besarnya permasalahan menepati janji di mata generasi terbaik umat ini. Karena mereka yakin bahwa janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tiada kalimat yang terucap kecuali di sisinya ada malaikat pencatat. Intinya, keimanan yang benar itulah yang akan mewariskan segala tingkah laku dan perangai terpuji.

Hal ini sangat berbeda dengan orang yang hanya bisa memberi janji-janji manis yang tidak pernah ada kenyataannya. Tidakkah mereka takut kepada adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala karena ingkar janji? Tidakkah mereka tahu bahwa ingkar janji adalah akhlak Iblis dan para munafikin? Ya. Seruan ini mungkin bisa didengar, tetapi bagaimana bisa mendengar orang yang telah mati hatinya dan dikuasai oleh setannya.

Iblis Menebar Janji Manis

Semenjak Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam dan memuliakannya di hadapan para malaikat, muncullah kedengkian dan menyalalah api permusuhan pada diri Iblis. Terlebih lagi ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutuknya dan mengusirnya dari surga. Iblis berikrar akan menyesatkan manusia dengan mendatangi mereka dari berbagai arah sehingga dia mendapat teman yang banyak di neraka nanti. Berbagai cara licik dilakukan oleh Iblis. Di antaranya dengan membisikkan pada hati manusia janji-janji palsu dan angan-angan yang hampa.

Pada waktu perang Badr, Iblis datang bersama para setan pasukannya dengan membawa bendera. Ia menjelma seperti seorang lelaki dari Bani Mudlaj dalam bentuk seseorang yang bernama Suraqah bin Malik bin Ju’syum. Ia berkata kepada kaum musyrikin: “Tidak ada seorang manusia pun yang bisa menang atas kalian pada hari ini. Dan aku ini sesungguhnya pelindung kalian.” Tatkala dua pasukan siap bertempur, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil segenggam debu lalu menaburkannya pada wajah pasukan musyrikin sehingga mereka lari ke belakang. Kemudian malaikat Jibril mendatangi Iblis. Ketika Iblis melihat Jibril dan waktu itu tangannya ada pada genggaman seorang lelaki, ia berusaha melepaskannya kemudian lari terbirit-birit beserta pasukannya. Lelaki tadi berkata: “Wahai Suraqah, bukankah kamu telah menyatakan pembelaan terhadap kami?” Iblis berkata: “Aku melihat apa yang tidak kamu lihat.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/330 dan Ar-Rahiq Al-Makhtum hal. 304)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيْءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَاللهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: ‘Tidak ada seorang manusia pun yang bisa menang atas kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.’ Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu berbalik ke belakang seraya berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian; sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak melihatnya; sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al-Anfal: 48)

Tanda-tanda Kemunafikan

Menepati janji adalah bagian dari iman. Barangsiapa yang tidak menjaga perjanjiannya maka tidak ada agama baginya. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan dan bukti atas adanya makar yang jelek serta rusaknya hati.

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

“Tanda-tanda munafik ada tiga; apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Muslim, Kitabul Iman, Bab Khishalul Munafiq no. 107 dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Seorang mukmin tampil beda dengan munafik. Apabila dia berbicara, jujur ucapannya. Bila telah berjanji ia menepatinya, dan jika dipercaya untuk menjaga ucapan, harta, dan hak, maka ia menjaganya. Sesungguhnya menepati janji adalah barometer yang dengannya diketahui orang yang baik dari yang jelek, dan orang yang mulia dari yang rendahan. (Lihat Khuthab Mukhtarah, hal. 382-383)

Menjaga Ikatan Perjanjian Walaupun Terhadap Orang Kafir

Orang yang membaca sirah (sejarah) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi Salafush Shalih akan mendapati bahwa menepati janji dan ikatan perjanjian tidak terbatas hanya sesama kaum muslimin. Bahkan terhadap lawan pun demikian. Sekian banyak perjanjian yang telah diikat antara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang kafir dari Ahlul Kitab dan musyrikin, tetap beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam jaga, sampai mereka sendiri yang memutus tali perjanjian itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِلاَّ الَّذِيْنَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ

“Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah: 4)

Dahulu antara Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma ada ikatan perjanjian (gencatan senjata) dengan bangsa Romawi. Suatu waktu Mu’awiyah bermaksud menyerang mereka di mana dia tergesa-gesa satu bulan (sebelum habis masa perjanjiannya). Tiba-tiba datang seorang lelaki mengendarai kudanya dari negeri Romawi seraya mengatakan: “Tepatilah janji dan jangan berkhianat!” Ternyata dia adalah seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama ‘Amr bin ‘Absah. Mu’awiyah lalu memanggilnya. Maka ‘Amr berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa antara ia dengan suatu kaum ada perjanjian maka tidak halal baginya untuk melepas ikatannya sampai berlalu masanya atau mengembalikan perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur.” Akhirnya Mu’awiyah menarik diri beserta pasukannya. (Lihat Syu’abul Iman no. 4049-4050 dan Ash-Shahihah 5/472 hadits no. 2357)

Kalau hal itu bisa dilakukan terhadap kaum musyrikin, tentu lebih-lebih lagi terhadap kaum muslimin, kecuali perjanjian yang maksiat, maka tidak boleh dilaksanakan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلىَ شُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا

“Dan kaum muslimin (harus menjaga) atas persyaratan/perjanjian mereka, kecuali persyaratan yang mengharamkan yang dihalalkan atau menghalalkan yang haram.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1352, lihat Irwa`ul Ghalil no. 1303)

Menunaikan Nadzar dan Membayar Hutang

Di antara bentuk menunaikan janji adalah membayar hutang apabila jatuh temponya dan tiba waktu yang telah ditentukan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيْدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَهَا يُرِيْدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللهُ

“Barangsiapa yang mengambil harta manusia dalam keadaan ingin menunaikannya niscaya Allah akan (memudahkan untuk) menunaikannya. Dan barangsiapa mengambilnya dalam keadaan ingin merusaknya, niscaya Allah akan melenyapkannya.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, lihat Faidhul Qadir, 6/54)

Adapun menunaikan nadzar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يُوْفُوْنَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُوْنَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيْرًا

“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata di mana-mana.” (Al-Insan: 7)

Janji yang Paling Berhak Untuk Dipenuhi

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَقُّ الشُّرُوْطِ أَنْ تُوَفُّوا بِهَا مَا اسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ الْفُرُوْجَ

“Syarat/janji yang paling berhak untuk ditepati adalah syarat yang kalian halalkan dengannya kemaluan.” (HR. Al-Bukhari no. 2721)

Yakni syarat/janji yang paling berhak untuk dipenuhi adalah yang berkaitan dengan akad nikah seperti mahar dan sesuatu yang tidak melanggar aturan agama. Jika persyaratan tadi bertentangan dengan syariat maka tidak boleh dilakukan, seperti seorang wanita yang mau dinikahi dengan syarat ia (laki-lakinya) menceraikan isterinya terlebih dahulu. (Lihat Fathul Bari, 9/218)

Larangan Ingkar Janji terhadap Anak Kecil

Sikap mengingkari janji terhadap siapapun tidak dibenarkan agama Islam, meskipun terhadap anak kecil. Jika ini yang terjadi, disadari atau tidak, kita telah mengajarkan kejelekan dan menanamkan pada diri mereka perangai yang tercela.

Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu telah meriwayatkan hadits dari shahabat Abdullah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: “Pada suatu hari ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di tengah-tengah kami, (tiba-tiba) ibuku memanggilku dengan mengatakan: ‘Hai kemari, aku akan beri kamu sesuatu!’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ibuku: ‘Apa yang akan kamu berikan kepadanya?’ Ibuku menjawab: ‘Kurma.’ Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ

“Ketahuilah, seandainya kamu tidak memberinya sesuatu maka ditulis bagimu kedustaan.” (HR. Abu Dawud bab At-Tasydid fil Kadzib no. 498, lihat Ash-Shahihah no. 748)

Di dalam hadits ini ada faedah bahwa apa yang biasa diucapkan oleh manusia untuk anak-anak kecil ketika menangis seperti kalimat janji yang tidak ditepati atau menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak ada adalah diharamkan. (‘Aunul Ma’bud, 13/ 229)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

لاَ يَصْلُحُ الْكَذِبُ فِي جِدٍّ وَلاَ هَزْلٍ، وَلاَ أَنْ يَعِدَ أَحَدُكُمْ وَلَدَهُ شَيْئًا ثُمَّ لاَ يُنْجِزُ لَهُ

“Kedustaan tidak dibolehkan baik serius atau main-main, dan tidak boleh salah seorang kalian menjanjikan anaknya dengan sesuatu lalu tidak menepatinya.” (Shahih Al-Adabul Mufrad no. 300)

Larangan Menunaikan Janji Yang Maksiat

Menunaikan janji ada pada perkara yang baik dan maslahat, serta sesuatu yang sifatnya mubah/boleh menurut syariat. Adapun jika seorang memberikan janji dengan suatu kemaksiatan atau kemudaratan, atau mengikat perjanjian yang mengandung bentuk kejelekan dan permusuhan, maka menepati janji pada perkara-perkara ini bukanlah sifat orang-orang yang beriman, dan wajib untuk tidak menunaikannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ

“Tidak boleh menepati nadzar dalam maksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahihul Jami’ no. 7574)

Surga Firdaus bagi yang Menepati Janji

Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang beriman lagi bersih. Dan surga bertingkat-tingkat keutamaannya, sedangkan yang tertinggi adalah Firdaus. Darinya memancar sungai-sungai yang ada dalam surga dan di atasnya adalah ‘Arsy Ar-Rahman. Tempat kemuliaan yang besar ini diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang baik, di antaranya adalah menepati janji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (Al-Mu`minun:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Jagalah enam perkara dari kalian niscaya aku jamin bagi kalian surga; jujurlah bila berbicara, tepatilah jika berjanji, tunaikanlah apabila kalian diberi amanah, jagalah kemaluan, tundukkanlah pandangan dan tahanlah tangan-tangan kalian (dari sesuatu yang dilarang).” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Ash-Shahihah no. 1470)

Ingkar Janji Mendatangkan Kutukan dan Menjerumuskan ke dalam Siksa

Siapapun orangnya yang masih sehat fitrahnya tidak akan suka kepada orang yang ingkar janji. Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada nilainya di mata mereka.

Namun anehnya ternyata masih banyak orang yang jika berjanji hanya sekedar igauan belaka. Dia tidak peduli dengan kehinaan yang disandangnya, karena orang yang punya mental suka dengan kerendahan tidak akan risih dengan kotoran yang menyelimuti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لاَ يَتَّقُوْنَ

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 55-56)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ عِنْدَ إِسْتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Bagi setiap pengkhianat (akan ditancapkan) bendera pada pantatnya di hari kiamat.” (HR. Muslim bab Tahrimul Ghadr no. 1738 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)

Khatimah

Demikianlah indahnya wajah Islam yang menjunjung tinggi etika dan adab pergaulan. Ini sangat berbeda dengan apa yang disaksikan oleh dunia saat ini berupa kecongkakan Yahudi, Nasrani, dan musyrikin serta pengkhianatan mereka terhadap kaum muslimin.

Saat menapaki sejarah, kita bisa menyaksikan, para pengkhianat perjanjian akan berakhir dengan kemalangan. Tentunya tidak lupa dari ingatan kita tentang nasib tiga kelompok Yahudi Madinah, yaitu Bani Quraizhah, Bani An-Nadhir, dan Bani Qainuqa’ yang berkhianat setelah mengikat tali perjanjian dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berujung dengan kehinaan. Di antara mereka ada yang dibunuh, diusir, dan ditawan.

Mungkin watak tercela itu sangat melekat pada diri mereka karena tidak adanya keimanan yang benar. Tetapi bagi orang-orang yang mendambakan kebahagiaan hakiki dan ditolong atas musuh-musuhnya, mereka menjadikan etika yang mulia sebagai salah satu modal dari sekian modal demi tegaknya kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan terwujudnya harapan. Yakinlah, Islam akan senantiasa tinggi, dan tiada yang lebih tinggi darinya. Wallahu a’lam.

Dikutip dari http://asysyriah.com Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad AbdulMu’thi, Lc.judul asli: Menepati Janji

Diarsipkan pada: http://qurandansunnah.wordpress.com/

Senin, 09 Agustus 2010

Marhaban Ya Ramadhan





































" Selamat Datang Bulan Suci Ramadhan "



Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah.

Syukur Alhamdulillah ... kita kembali bertemu dengan ramadhan , bulan suci bulan mulia bulan penuh berkah,waktunya kita saling ber maaf an, berlomba mencari pahala dan membersihkan diri dari segala dosa yang telah di perbuat untuk mendapatkan pengampunanNya
.


Akhirnya bulan yang dimuliakan datang juga , esok lusa insyaAllah tgl.11 Agust 2010 kita sudah mulai puasa ramadhan, " Selamat datang Ramadhan " ...

Bersyukur kita diberi kesehatan sampai kita bisa kembali lagi pada bulan ramadhan tahun ini, sekarang bagaimana kita mempersiapkan diri untuk mengahadapi bulan suci ini ,
bulan yang penuh keberkahan harus dengan niat yang sungguh-sungguh dan ketulusan hati menjalankannya , dengan berpuasa selama ramadhan disertai dengan meningkatkan ibadah sholat sunnat , perteguh sholat fardhu, memperkuat iman dan kesabaran, amal baik dilipat gandakan, bertaubat atas segala dosa yang telah diperbuat dan jadikan Ramadhan ini lebih bermakna.

Doa menyambut bulan suci ramadhan ,

Ya Allah masukkanlah kami ke dalam bulan Ramadhan dalam keadaan selamatdari berbagai penyakit, hindarkan kami dari berbagai kesibukan dan hindarkanpula dari rasa cepat mengantuk.[Doa Ali bin Abi Thalib dalam rangka menyambut Ramadhan]

Selamat menjalankan ibadah puasa.Semoga puasa tahun ini lebih banyak memberi kebaikan dan kemuliaanDan kita dapat melaksanakan ibadah yang penuh rahmat dan ampunan inidengan sebaik-baiknya

Semoga dengan kesungguhan kita dalam menyambut kehadiran Ramadhan, kita bisa meraih kesuksesan dalam menjalankan ibadah puasa. Dan semoga Allah selalu memberikan kita kesehatan agar kita dipertemukan kembali dengan ramadhan berikutnya ... Amin ....

Rabu, 04 Agustus 2010

Buah hati

Kala aku terjaga
mata rasa ingin terpejam lagi
hmm...kantuk ku masih berlanjut

Kala kupaksa buka mata
yang pertama kali kulihat
selalu dia ...

Wajahnya yang polos
masih tampak lelap dan nyaman
badannya yang gempal sambil menggeliat
masih tampak jelas kekanakkannya...

Tak jarang ku hampiri, kudekati
ku beri kecupan gemas ku
lalu memeluknya dari belakang
hingga ku kembali terpejam
teruskan tidurku ...

sambil ku ber ucap ...

selamat tidur sayang ,
selamat tidur anakku ,
mimpi yang indah ,
bunda kan selalu ada ,
untukmu ...

Senin, 19 Juli 2010

" Menjadi Wanita Paling Bahagia "




Pencerahan (sebagai pesan) bisa menjadi penyejuk hati , oleh Dr.'Aidh al-Qarni dalam buku " Menjadi wanita Paling Bahagia "

"Emasmu Adalah Agamamu, Perhiasanmu adalah Budi Pekertimu, dan Hartamu adalah Sopan santunmu" .

"Jika kesedihan datang mengurung, dan duka lara menggunung, ucapkanlah * La ilaha illallah *" .

"Penyakit merupakan sebuah pesan yang menyimpan kabar gembira, sedang kesehatan adalah perhiasan yang sangat berharga" .

"Hapuslah airmata anak yatim untuk meraih keridhaan Yang Maha Pengasih dan ketentraman surga" .

"Sholat itu merupakan penjamin kelapangan dada dan pengusir keresahan" .

"Belilah doa orang-orang fakir dan kecintaan orang-orang miskin dengan dermamu" .

"Allah mencintai orang-orang yang bertobat, karena mereka hanya kembali dan mengadu kepada-Nya" .

"Mungkinkah orang yang menyakiti seorang muslim dan mendzalimi sesama itu bisa tenang ?" .

"Berhati-hatilah terhadap doa orang yang teraniaya dan airmata orang yang tak berdaya" .

"Hati yang sehat adalah hati yang didalamnya tidak ada syirik , tipu daya, rasa iri, dan dengki" .

"Disetiap tempat , engkau pasti menemukan kegelapan . karena itu, nyalakan pelita di dalam dirimu" .

"Janganlah putus asa, karena perubahan itu tak bisa secpat yang engkau harapkan. Engkau pun pasti akan menghadapi banyak rintangan yang bisa melemahkan semangat. Maka, janganlah engkau mau dikalahkan olehnya" .

"Bila engkau menyerah pada keputusasaan, engkau tidak akan mendapatkan penglaman dan tidak pula akan mendapatkan kebahagiaan" .

"Lihatlah masalalu dan tataplah masa depanmu. Dalam hidup ini selalu ada ujian; ia akan selalu datang silih berganti. Maka, setiap orang harus bisa keluar dari ujian itu sebagai pemenang" .

"Jangan pernah menjadikan kesusahan dan kesedihanmu sebagai tema pembicaraan. Karena , hal itu akan menghalangimu dari kebahagiaan" .

"Sesulit apapun, sebuah perkara akan menjadi mudah hanya dengan seulas senyum dari orang yang jujur" .

"Kita memang membutuhkan harta untuk hidup. Namun bukan berarti hidup kita ini hanya untuk mencari harta" .

"Jauhkan pikiranmu dari segala sesuatu yang hanya akan membuatmu putus asa. Lupakanlah keberadaannya, dan pusatkan perhatianmu pada jalan menuju kesuksesan! Dengan begitu, hatimu tidak akan pernah resah dan berdebar-debar" .

"Belajarlah untuk terbiasa dengan ketakutan, maka ketakutan itu akan hilang sendiri" .

"Bersiaplah menghadapi hal yang paling buruk dalam hidupmu, maka engkau akan selalu merasakan ketentraman" .

"Kebahagiaanmu bukan ditangan orang lain, tapi di tanganmu sendiri" .

"Berpikirlah secara positif dan optimis. Jika suatu hari engkau menjumpai hal buruk yang tak engkau inginkan, ketahuilah bahwa itu adalah pertanda semakin dekatnya kedatangan hari lain yang lebih mengembirakan dan menyenangkan" .

"Bersungguh-sungguhlah hari ini, dan jangan gelisah dengan apa yang akan terjadi besok" .

"Ratapan tangi tidak akan pernah bisa mengangkat kapal dari dasar lautan" .

"Kemarin adalah mimpi yang telah berlalu, esok hari adalah cita-cita yang indah, dan hari ini adalah kenyataan" .

"Jangan pernah melihat pahitnya kehidupan, tapi lihatlah keindahannya" .

"Seseorang hendaknya tidak menyia-nyiakan sebagian hidupnya hanya untuk membenci dan mendengki sesama" .

"Perteguh Imanmu dengan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini" .

"Kebahagiaan orang yang beriman adalah dengan mencintai Allah. Dan mencintai Allah merupakan puncak dari segala kebahagiaan dann hanya bisa dinikmati oleh mereka yang sungguh-sungguh beriman dan tidak mau menerima kebahagiaan selainnya" .

"Pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati orang lain adalah senyuman tulus dari hati yang paling dalam" .

"Belajarlah bersabar dari wanita yang bernama Asiyah (istri Fir'aun) ; belajarlah setia dari Khadijah (Istri Nabi s.a.w yang pertama) ; belajarlah jujur dari Aisyah (istri Nabi yang paling muda umurnya), dan belajarlah berteguh hati dari Fatimah (putri Nabi s.a.w)" .

itulah sebagian pencerahan yang kudapati dari salah satu buku yang aku baca, berjudul " Menjadi Wanita Paling Bahagia " .
kepada pengarang buku ini, aku mohon izinnya kutulis kembali dalam blog ku ini, karena aku menyukainya , bagus, indah, dan penuh makna. juga aku ingin agar teman2 yang membuka blog ku juga bisa membacanya yang mungkin bermanfaat...InsyaAllah ...

Semoga temen-temen juga suka ya ... kalo belum puas lebih baik lagi kamu juga baca bukunya. pasti suka, karena memang sangat bagus .

Trims..

Minggu, 18 Juli 2010

" Menjadi Wanita Paling Bahagia " (2)





Terkadang jiwa ini begitu tegar, sadari menapaki hidup ini sendiri tanpa penopang.
Namun tak bisa juga kupungkiri , bathin dan hati sangatlah rapuh.

Aku ingin Menjadi Wanita paling Bahagia ... aku rasa ini cita-cita bagi setiap wanita didunia.

Bahagia ternyata tidaklah kita dapati dari perjalanan hidup kita. Tentunya semua insan dalam bumi ini, baik wanita ataupun pria, meng-inginkan disayang , dicinta dan berharap hari indah datang . Cinta sesama manusia misalnya antara wanita dan pria (pria dan wanita).
Saat diperhatikan diperdulikan walau hanya sekedar kata-kata , kalimat yang dituliskan dalam surat atau untuk jaman teknologi saat ini semua diungkapkan melalui sms, email, chating, atau telpon langsung, begitu menyenangkan...dan sering kali membuat kita menjadi terlena, seakan melayang.
Dari rasa tidak percaya menjadi percaya dan yakin, bahwa kita telah menemukan apa yang dicari, ditunggu, didambakan.

Tapi banyak kenyataan yang mau tak mau harus dijalani, semua itu tidaklah berlangsung lama apalagi janji dan harapan yang diberikan terwujud, bahkan sangat jauh dari kata indah tadi.

Kalau sudah begitu , tidak terelakan lagi rasa kecewa, sakit, sedih, bahkan curahan airmata pun menylimuti hati dan bathin kita. Dan lalu siapa yang bisa disalahkan,, terkadang tanpa sadar kita memaki diri sendiri karena malu, marah sampai mengunci hati kita untuk segala hal. Memang tidak mudah menghilangkan rasa sakit, kecewa, rasa air mata tidak akan pernah kering karenanya, tak ayal timbul rasa benci dan dendam juga sumpah serapah meluap sebagai pelariannya.

Butuh waktu untuk menenangkan hati, jiwa dan bathin.....
Sampai suatu waktu kutemukan sebuah bacaan, yang didalmnya terdapat kalimat doa
"La haula wa la quwwata illa billah" , sepintas kumengikuti kalimatitu saja hati ini rasa damai apalagi setelah kuteruskan membaca kalimat bacaannya bahwa dengan sering kita mengucapkan " La haula wala quwwata illa billah " sebanyak dan sesering mungkin maka insyaAllah akan membuang segala kesedihan, kekecewaan, kegalauan dan kerisauan, karena kalimat ini merupakan kalimat agung yang menyimpan rahasia Kebahagiaan dan Kemenangan. Subhannallah ...

Kembali aku menyadari mungkin memang aku harus menapaki hidup ini sendiri, atau memang belum waktunya indah itu datang. Dan sekarang harapan segala apa yang aku rindukan , impikan, dambakan akan selalu ada walau tidak lagi begitu besar, karena sudah terlalu banyak rasa kecewa dengan makhluk yang berjender pria .

Sekarang aku tidak ingin memikirkan hal itu dulu, waktuku lebih banyak kuhabiskan dengan membaca buku2 religi atau didepan komputer menelusuri bacaan dan artikel2 yang berhubungan dengan hati, dan religi.
Dan mengisi harihari dan waktuku bersama anakku ... dia lah hartaku yang tak kan tergantikan, yang kini dia sudah tumbuh menjadi gadis remaja dan sekaligus sesekali bisa menjadi teman bagiku berbagi rasa , begitu juga sebaliknya.

Hati, bathin jauh lebih baik dari sebelumnya, walau kadang masih teringat hal2 yang membuat air mata ini jatuh...namun langsung kuisi dengan berbagai doa dan zikir dan berusaha untuk tidak lupa pada kalimat " La haula wal quwwata illa billah "

Kucoba dan selalu belajar untuk menjadi hambaNya yang selalu sabar, ikhlas dan tetap bersyukur dalam menapaki hidup keadaan apapun itu dan menerima semua kenyataan dengan lapang dada, dan meyakinkan diri bahwa Allah memberikan cobaan kepada hambaNya karena sayang dan bahwa dibalik cobaan yang diberikan sesungguhnya Allah telah menyiapkan kebahagiaan dan keindahan untuk ku. ... Amin-amin yaa Rabbal Alamiin ...

berikut dalam halaman selanjutnya aku salin " Pencerahan " sebagahi penyejuk hati
(aku menyukainya)

Jumat, 04 Juni 2010

Ber Banana Boat diJakabaring






Saat Hari libur Jumat lalu , 28 Mei 2010 (hari kejepit nasional), saya bersama keluarga mencoba ke tempat wisata yang masih terbilang baru di Palembang.

Mungkin masih belum banyak yang tau kalau di kota ini ada tempat wisata permainan air seperti banana boat yang lokasinya di daerah Jakabaring. kalau nyebutin daerah persisnya dan jalan apa saya juga kurang paham. tapi yang pasti arahnya kita melalui sepanjang jalanan Jakabaring sampai mentok diujung jalan ada lingkaran danau yang lumayan luas, disinilah kita dapati sarana permainan air, seperti sepeda air angsa , jets ski, dan banana boat.



Lumayan menarik, walau masih sangat sederhana dan belum terkoordinir dengan baik paling tidak dikota palembang sudah ada sarana hiburan wisata untuk keluarga dalam bentuk permainan air terutama bagi anak-anak. Untuk masyarakat Palembang boleh sedikit lega karena sekarang ini sudah banyak pilihan untuk wisata saat liburan.



Untuk tarip permainan banana boat cukup terjangkau sebesar @Rp. 20.000,-. per orang, dan bahkan terkadang bila kita rombongan harga bisa dinego alias ditawar. seperti waktu saya dan keluarga (kakak,adik,keponakan) yang berjumlah 7 orang yang seharusnya membayar sebesar Rp. 140.000,-. kami hanya membayarnya Rp. 120.000,-. saja. turunnya sedikit memang....tapi,...ya lumayan khaan...

Wahh....senengnya bisa liburan bareng sama saudara dan keponakan meski hanya satu hari , lumayan memanfaatkan hari libur kejepit .

Tapi sayang setelah kita senang-senang, basah-basahan, bingung gimana caranya pulang tanpa badan dan baju basah .....karena..... disana tidak ada tempat untuk ganti baju setelah kita bermain di air. ada juga menggunakan salah satu rumah penduduk yang tempatnya memang tidak begitu jauh dari danau tempat kami bermain tadi. tapi, sangat mengecewakan karena memang tempatnya tidak memadai bahkan jauh dari itu, sudah numpang tempat, ngga ada airnya samasekali, jorok, dan no good smell deh ........ , pokoknya tidak nyamanlah. Tapi ya terpaksa kita tetap berganti baju di situ , mau gimana lagi, dari pada pulang basah2n,, dingin.

Menjelang magrib tiba, kami pun pulang .... disertai dengan hujan deress banged. Bagaimanapun ... meski ada hal yang tidak sesuai harapan dan hati , tapi liburan ini sangat menghibur, menyenangkan, dan berkesan...sebab jarang-jarang bisa kumpul begini .

Semoga ini bisa menjadi info yang berguna bagi temen-temen yang selalu ingin liburannya bersama keluarga atau temen kerja ... asiik ...Oceee......Selamat mencoba.

Selasa, 01 Juni 2010

Sebuah Senyuman ......




* Berikan senyum mu yang paling indah , lalu bagikan kepada orang-orang sekitarmu ... dan ucapkan salam Assalamualaikum Warahmatullaahiwabarakaatuh *
Karena senyum adalah sebagian dari iman, dengan keikhlasan dan selalu memulai aktifitas dengan senyuman , insyaAllah meringankan segala rutinitas kegiatan kita, dan dimudahkan - dilancarkan segalanya oleh Allah .
Dan mulailah membiasakan diri kita selalu menyapa rekan kerabat teman kita dengan ucapkan salam Assalamualaikum ... karena seperti yang pernah saya baca di sebuah artikel itu artinya dengan kita mengucapkan Assalamualaikum maka kita telah mendoakan mereka untuk keselamatan, kesehatan dan semuanya dalam segala hal dan insyaAllah dengan sambutan mereka ,mereka pun mendoakan kita yang sama . Dengan begitu tanpa kita sadari kita sesama muslim sudah saling mendoakan....Subhaanallah....hanya dengan dengan senyuman kita pun mendapat pahala dari Yang Maha Esa
Alangkah indah dan damainya bila kita bersaudara setanah air seperti ini yaa...

Rabu, 26 Mei 2010

Sejatiku





Ketika Tuhan menulis TakdirNya, Tuhan juga menuliskan satu nama dalam hidupku. Bertahun aku menunggu satu nama itu. Akhirnya kutahu dan terjawab sdh penantianku ... kamulah takdirku ,walau hanya dalm hati, ingatan, kenangan...ya mungkin ini takdirku.

Aku tidak percaya CINTA sejak kegagalanku, karena Cinta selalu menyakiti hatiku, bathinku, kepercayaanku. Bertemu kembali denganmu bersama cinta , kasih sayang mu, menyadarkanku inilah cintaku,...,Ruh, yang lembut menyenangkan, bersinar, jernih dan ceria......walau sesaat kurasakan.

CINTA SEJATI berpesan , “ Bukan kita tersenyum karena Bahagia, tetapi kita Bahagia karena kita tersenyum “

Terima kasih Tuhan telah KAU berikan semua rasa ini, segala NikmatMu.....Subhanallah..

Selasa, 25 Mei 2010

* Butiran Cintaku *




Kutuliskan goresan hati ini di saat aroma malam mulai menggelayuti kedua mataku.

Sayangku, tidurlah engkau dengan segala mimpi indahmu. Aku akan setia menjagamu hingga tak akan kubiarkan seekor nyamuk pun datang tuk mengganggumu, sebab melihatmu terlelap sangat menentramkan jiwaku. Keceriaanmu hari ini sudah sangat cukup mengisi kekosongan jiwa. Melihatmu tertawa sungguh menyegarkan kembali badan yang lelah. Memandang wajahmu yang putih bersih mengingatkanku akan begitu suci dan berharganya dirimu sebagai titipan Tuhan.

Sayangku, tahukah engkau begitu banyak inspirasi yang terlahir sejak kehadiranmu di sisiku? Kini, 450 hari sudah usiamu menemaniku. Waktu berjalan terasa cepat, padahal sewindu aku menantikan kehadiranmu.
Sayangku, besok pagi-pagi aku harus pergi lagi mencari setitik demi setitik dari hamparan rezeki yang telah Tuhan berikan bagi manusia yang ingin mencarinya. Aku titipkan ibumu kepadamu, jagalah kehormatannya! Hiburlah ia selama engkau mampu hingga aku kembali nantinya di kala waktu sudah senja, dikala matahari mulai meninggalkan bumi! Jika aku terlambat datang, dan engkau telah terlelap, bawalah wajahku ke alam mimpimu sebab esok hari mungkin aku akan meninggalkanmu sebelum engkau membuka matamu.